Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2021

Pandemi, anti-intelektualisme, dan teroris kemanusiaan

Pandemi, anti-intelektualisme, dan teroris kemanusiaan Beberapa hari yang lalu, ada seorang mahasiswa dari salah satu universitas ternama yang mengajak berdiskusi. Dia melontarkan statement, “vaksin itu tidak aman, itu hanya akal-akalan elit global untuk memasukkan chip ke dalam tubuh kita”. Sontak saya terkejut, dan juga skeptis. Tidak hanya pada pernyataannya, tetapi juga pada dirinya. Tanpa bermaksud mendiskreditkan, mengapa sekelas dia masih percaya hoax murahan seperti itu? Pada awalnya, saya percaya jika dia hanya ingin memantik sebuah diskusi, tanpa bermaksud mengamini. Tetapi, ternyata dia memang sangat yakin, jika apa yang dia sampaikan adalah sebuah kebenaran yang hanya diketahui segelintir orang. Memang miris, ternyata berita hoax tidak hanya menyasar pada orang dengan pendidikan yang rendah saja. Tetapi juga berhasil mempengaruhi pemikiran pelajar perguruan tinggi yang notabene dianggap memiliki pemikiran kritis. Sudah hampir dua tahun terhitung sejak awal terdeteksi pada 1...

Mengapa sekolah tidak mengajari kita berpikir?

Mengapa sekolah tidak mengajari kita berpikir? Waktu masih kelas 1 SD, saya sering bertanya kepada guru IPA tentang hal-hal absurd dan bersifat spontanitas yang terlintas dalam lamunan. Seperti: “mengapa bumi berbentuk bulat?”, “mengapa satelit alami bumi hanya satu, tidak banyak seperti jupiter?”, atau “jika manusia berevolusi dari kera, lalu jin dan hantu dari apa?”. Pertanyaan-pertanyaan absurd tersebut terus memberondong dan menghantui guru IPA saya bahkan terbawa sampai SMA (saya memilih jurusan MIPA hanya karena ingin bertanya). Namun, sebab pengetahuan saya lebih banyak diabandingkan diri saya ketika SD, pertanyaan saya agak berubah menjadi lebih berbobot (mungkin...). Seperti: “apakah api itu materi, atau gelombang?”, “kapan awal janin dianggap telah hidup ketika di kandungan?”, dan merembet ke masalah sosial politik seperti “kenapa pelajaran sejarah diajarkan secara parsial? Apakah ini bentuk doktrin masa orde baru?” dll.  Namun sekarang, fase tertinggi dalam gradasi imaji...