Feminisme, dan penyimpangan kodrat Gencar paham feminisme disuarakan. Media sosial berubah jadi arena adu komentar. Berebut pendapat siapa yang paling benar. Syariat dan emansipasi pun kini berubah menjadi hal yang berlawanan. Feminisme bukan ajang mendominasi, atau pengalihan fungsi kodrat laki-laki. gelar pemimpin tetap tersemat pada diri sang “suami”, hanya saja seorang “istri” punya hak untuk beropini, berekspresi, dan mengembangkan diri. Tidak terkekang dengan perintah mutlak, yang terkadang hanya menguntungkan sepihak, dan berujung pada perampasan hak. Feminisme bukan ajang melepaskan diri, dari kewajiban yang harus di taati; Banyak yang menyalah arti, jika feminisme adalah gerakan menduduki posisi “tertinggi”. Menggeser apa yang seharusnya didapat laki-laki. Hingga orang-orang awam pun mulai anti, menolak sepenuh hati, tanpa dicari tahu definisi yang asli. Semua hanya bisa mengomentari tanpa data yang valid dan sanggahan yang berarti. Fem...
sok kritis, tapi kurang literasi: beropini hanya demi eksistensi; jika ada salah interpretasi, mohon dikoreksi.