Langsung ke konten utama

Nikah muda plus poligami itu enak lho...

 

Nikah muda plus poligami itu enak lho… 


Ada beberapa golongan dalam tindakannya berjalan menuju jenjang pernikahan; Ada golongan yang tekun memupuk pundi-pundi kekayaan, demi nanti saat menikah tidak terjerat banyak biaya cicilan; Ada yang fokus ke karier pekerjaan dulu hingga mapan, supaya terlihat lebih menawan di depan calon mertua sang pujaan, plus terstempel stigma “mantu idaman”; Ada yang menunda-nunda menyatakan perasaan, dengan dalih ingin bersikap dewasa dulu sebelum menuju ke pelaminan, atau sekedar alibi sebab tidak punya nyali untuk berani mengungkapkan; dan ada juga yang berprinsip terobosajalahanying pernikahan harus disegerakan, supaya doi tidak keburu diembat orang plus segera menyempurnakan iman.

Kalau ditunda-tunda, Cuma berpikir karier semata, atau sekedar melatih diri untuk “dewasa”, lha kapan nikahnya? Nikah itu harus segara, tidak perlu bertanya-tanya. Tujuannya kan yang penting tidak lagi kesepian, urusan finansial itu urusan ke sekian, besok makan atau tidak tinggal pasrahkan saja ke Tuhan, apalagi masalah bayar cicilan, uh... lha memang apa gunanya teman? bukankah demikian?

Mental anak muda masih labil? Finansial belum terjamin? Fisik dan rahimnya belum siap menerima janin? Ah... persetan dengan semua doktrin, yang penting kan tidak lagi sendiri, bisa mengumbar romantisme lewat akun instagram pribadi, dan tentunya bebas bermesraan sepuas hati, tidak terbayang-bayang dosa zina lagi, bukan begitu akhi dan ukhti?

Namanya juga anak muda, stok rasa cintanya begitu banyak sampai bingung ditaruh mana, hingga satu istri saja rasanya kok ada kurang-Kurangnya. Hmm... sepertinya tambah satu lagi tidaklah mengapa. Toh dari pada selingkuh lebih baik halalkan keduanya. Ya kan? iya dong...

Sudah dapat perhatian "kuadrat" dari istri, jadi lebih banyak yang melayani, topik yang menyenangkan untuk digibahi, jadi pergunjingan sanak famili, dan jangan cemas sebab rumah akan sepi, sebab ******, kurang enak apa lagi?

Banyak istri banyak anak, banyak anak akan banyak umat muslim. Lhoh, statement itu benar... Populasi muslim yang dominan hingga lebih dari 1,8 milyar penduduk dunia itu sebenarnya masih kurang, kalau bisa nambah kenapa tidak? kewajiban kita itu memperbanyak, masalah mau jadi muslim yang baik atau buruk yang terpenting banyak dulu...

“yang penting kuantitas, masalah kualitas mah... bebas”, untuk apa pintar tapi tidak banyak? Kan lebih baik kurang pintar tapi menguasai “pasar”; Jangan percaya BKKBN dengan Keluarga Berencana-nya, serta dengan embel-embel slogan dua anak cukup, ah.. itu konspirasi untuk menekan jumlah muslim... tidak perlu percaya... Ingat!!! Banyak anak, banyak rejeki, banyak yang mendoakan saat mati, dan banyak yang akan rebutan warisan nanti, eh... bercanda...
***
Agama adalah penghapus identitas, memperbaiki perilaku tidak pantas, namun sekarang bukan itu yang jadi prioritas; Dalil-dalil di tafsiri sembarangan, sunah jadi alasan ketika bosan dengan pasangan, alhasil poligami adalah opsi jalan keluar paling menyenangkan, bagi para agamis otak selangkangan. Nikah muda di sosialisasikan dengan mantap, diiming-imingi indahnya hidup seatap, alhasil banyak anak muda yang terperangkap, yang terlanjur ikut tanpa persiapan hanya bisa meratap, karena ekspektasi tidak sesuai harap. 


Komentar